Sore tadi, Senin 5 April 2021, Bupati Buol hadiri Panen Parsial Udang Vaname Tambak Percontohan yang terletak di Kelurahan Kampung Bugis. Turut hadir, Kadis Perikanan dan Kelautan bersama jajaran, dan juga seluruh anggota Kelompok Tambak “Mopoteetuan Aquakultur” yang sudah hampir tiga bulan ini mengelolah tambak percontohan berbasis komunitas ini.
Untuk di ketahui, kelompok tambak di pimpin oleh Tokoh Muda Kab. Buol Jufri S. Ali, beranggotakan kurang lebih tiga puluh pemuda yang berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Buol. Tambak percontohan ini juga, merupakan tambak program Kementrian Perikanan dan Kelautan yang telah mengalokasikan anggaran puluhan Miliar, sebagai prakondisi menuju program budidaya tambak seluas 2000 hektar yang tahun ini akan di realisasikan dan SID-nya sedang di buat. Kab. Buol sendiri menjadi salah satu dari lima Kabupaten percontohan program kementrian perikanan dan kelautan dalam sektor budidaya Udang Vaname.
Panen “Kesejahteraan”
Sembari ikut serta melepas jala dalam kegiatan panen ini, Bupati Buol menyatakan konsep “Panen Kesejahteraan”. Menurut Bupati Buol, masifnya aktifitas budidaya tambak udang vaname ini, menjadikan setiap momen panen merupakan aktifitas memanen kesejahteraan.
“Salah satu sektor ekonomi unggulan kita kedepan adalah budidaya tambak udang vaname. Jika saat ini, baru satu kelompok, kedepan akan banyak tambak rakyat yang kita bangun di Desa-Desa. Oleh sebab itu, bagi saya Panen Udang Vaname, sama dengan memanen “Kesejahteraan”” ujar Bupati di sela-sela proses panen.
Tak salah jika terminology kesejahteraan di gunakan oleh Bupati Buol. Sebab, dalam beberapa proses panen masyarakat yang membudidayakan udang vaname, dapat menghasilan pendapatan yang lumayan besar.
“Tambak Tradisional dengan luas setengah hektar saja dapat menghasilkan pendapatan puluhan juta rupiah, ini hanya di kelolah secara tradisional. Apalagi tambak percontohan ini di kelolah dengan pola intensif, pasti akan menghasilkan pendapatan yang lebih besar lagi di banding tradisional” lanjut Bupati.
Efek Domino Ekonomi
Budidaya udang vaname yang memiliki prospek pasar nasional dan internasional yang baik, hal ini akan melahirkan “efek domino” ekonomi bagi daerah dan rakyat. Selain bagi anggota kelompok penambak, hal ini akan menstimulus roda perekonomian kembali bergairah.
Disisi lainya, adalah penyediaan lapangan pekerjaan. Jika kedepan telah terealisasi program revitalisasi tambak rakyat, dan program tambak kementrian seluas dua ribu hektar akan meciptakan lautan lapangan pekerjaan bagi pemuda dan rakyat.
Jika roda perekonomian tumbuh, secara otomatis pergerakan uang dalam daerah juga menjadi penyulut aktifitas perekonomian lain menjadi bergerak. Dampak berantai ekonomi inilah yang di sebut efek domino ekonomi dari udang vaname.
Proyeksi Tambak Rakyat
Mulai Bulan ini Pemda Buol sedang getol menggalakan program revitalisasi tambak. Pemerintah memfasilitasi percetakan tambak rakyat berbasis kelompok, dan setiap orang dapat mengelolah tambak udang seluas 0,5 hektar. Pola pengelolaanya dengan model tradisional.
Selain program revitalisasi dengan dana APBD ini, melalui APBN dan Kementrian Perikanan dan Kelautan Buol menjadi salah satu daerah percontohan, dan satu-satunya di Sulteng yang akan di bangun “mega program” budidaya tambak seluas 2000 hektar.
Dengan kombinasi APBN dan APBD untuk budidaya udang vaname ini, optimisme Buol akan menjadi salah satu sentra udang di Sulteng dan Indonesia Timur dapat di pastikan.
Dampak turunanya adalah ekonomi rakyat menengah kebawah akan menggeliat dan menjadi penyanggah utama roda perekonomian daerah selain pertanian dan peternakan.
Untuk di Ketahui, Tambak percontohan Kelompok “Mopoteetuan Aquakultur” di Kelurahan Kampung Bugis ini, di proyeksikan akan menghasilkan panen kurang lebih 2 Ton setiap petaknya, dengan jumlah petak 10, di kalkulasi panen perdana nantinya akan menghasilkan 20 Ton.
Komentar Terbaru